Kenapa sok jadi penulis ? , karena saya sok pelupa, makannya saya sok nulis

sok kan ..

Jumat, 19 September 2014

Idol Gagal ( PALING AWAL )

Entah kenapa tiba-tiba malam ini saya pengen nulis tentang pengalaman saya yang menyedihkan berharga ini. Mungkin gara gara waktu itu habis baca bukunya si Indra Widjaya (Idol Gagal) + di tambah ngeliat acara ajang pencarian bakat yang membuat saya jadi ingin menuliskan ini.

Pengalaman yang mungkin banyak orang tidak sempat untuk merasakannya,
namun banyak orang mungkin juga pernah mengalaminya.

("TEEEETT, MENGULANG KATA BANYAK ORANG", woyy .. lu pikir lagi kuis -___-)

Ya, waktu itu saya mencoba ikut sebuah audisi ajang pencarian bakat bernyanyi yang bisa dipastikan sangat familiar di telinga para penikmat musik di Indonesia, wuihh ..

Apakah itu ? apakah ..

A. Cherrybelle mencari Chibi
B. D' Terong-terongan Show (ngilu ya)
C. ....... ..............

bentar .., ini udah absurd, ok, dalam hitungan ke 3, kalian akan melupakan hal di atas
1...
2..
3..
CAMKAN !  LUPAKAN .. !

Iya, acaranya itu INDONESIAN IDOL (baca aja Indonesian Aidel).



Ini bukti ke-nekatan saya

Bisa di bilang nekat juga sih saya bisa ikut audisi acara ini, dengan modal suara yang gak bagus bagus amat  nggak amat amat bagus dan dengan kondisi tampang yang Sedekah Genik.

(perlu kalian ketahui aja, Sedekah Genik adalah tingkatan dimana standar dibawah standar atau OVER STANDAR, jadi kesimpulannya ? kalo liat saya, bawaannya pengen kasih sodakoh aja)


Iya modal nekat aja jadinya, dan kebetulan juga waktu itu audisi nya di Surabaya.


Tapi modal nekat gak berhenti cuma di suara apa tampang aja, saya dari malang ke surabaya naik sepedah motor juga modal nekat aja, jujur, saya buta sama jalanan surabaya,
ya singkat cerita, berkat bantuan tiang penunjuk jalanan kota, akhirnya saya sampai juga di surabaya dengan sempat melewati jalanan khusus truk truk pabrik -____-

(untung saya gak sampe kegencet truk, nyetir sepedah motor di tengah tengah truk itu ibarat ke-gap sama pacar + selingkuhan ? bisa bayangin ? aku sih enggak, orang gak punya dua duanya, HAHAHA)

Tapi saya nggak sendiri, ada seorang temen yang ikut nemenin sekaligus nekat audisi juga, namanya ERSITA, iya, dia cewek, dia ini bisa dibilang RATU SOSMED, kalo kalian temenan sama dia di sosmed, dia pasti ada di segala penjuru sosmed.

(((PENJURU SOSMED, GAESS)))

Dari Friendster (mmm.., ini sepertinya ketuaan..), dari FB, Twitter, Path, IG, Tumblr, Soundcloud, dan mungkin masih banyak lagi.
Dan jam tengah malem adalah waktu dimana Timeline dari segala penjuru sosmed penuh dengan ERSITAA, (Hashtag) #ErsitaEverywhere
(Maaf ya citaa, saya kalo bercanda suka serius, hahahaha)

Tapi, kalo masalah suara jangan ditanya, KEREEEEEEEEN banget ini anak, maka dari itu saya ngajakin ersita buat ikut audisi ini karena suara dia yang boleh diadu.

H-1 sebelum audisi kita udah sampai di surabaya, sengaja datang lebih awal karena emang mau tau lokasi tepatnya audisi, kalau tidak salah sampai di surabaya malam dan untungnya langsung nemuin tempat audisi (di Balai Prajurit).




Ini foto foto dulu di monumen culoboyo

Terpaksa juga karena kita nggak bawa uang lebih buat nyewa penginapan, naluri NOMADEN kita keluar, yap, kita bermalam di masjid.

Untungnya pagi hari pas bangun, posisi tidur nggak pindah di atap genteng karena di pindah jin penunggu masjid 

(hayoo.., siapa yang masih percaya sama mitos kalau tidur di masjid bakal dipindah sama jin penunggu masjid, hayooo ngaku...)

Akhirnya dengan penuh tekad dan semangat serta masih menempelnya suhu dingin di badan karena keadaan lantai masjid yang super dingin, kita berangkat ke tempat audisi !


Sampai di tempat audisi, ternyata sudah banyak yang antri, ada yang katanya sudah dari subuh,
ada yang ekstrim, katanya dari kemarin, jadi sengaja tidur di balai prajurit,
adapula yang absurd katanya dari .. besok *Apaan sih ..

Melihat peserta audisi  yang lain, entah kenapa saya jadi semakin semangat dan yakin, yakin malu maluin.
Tapi memang nggak memungkiri, jalan ini adalah salah satu mimpi dari rentetan mimpi mimpi saya yang selama ini saya tulis di sebuah buku catatan, saya menyebutnya dengan (DreamNote), mimpi menjadi seorang penyanyi professional, bisa memiliki single dan album sendiri suatu saat nanti, pikiran pikiran inilah yang membuat semangat saya langsung seketika keluar saat menunggu untuk memasuki ruang audisi.

Namun semangat membara itu seakan buyar menjelang detik detik pemanggilan untuk audisi
(Aku lelaki lemah)

Saat memasuki ruangan audisi, saya menjumpai juri, iya, saya seketika langsung paham, ternyata sistem audisi Indonesian Aidel tidak seperti yang saya lihat di televisi, saya kira saya akan langsung bertemu juri seperti mas anang, mas dhani dan mbak titi dj. Ternyata juri saya adalah pihak fremantle media dan RCTI.


Waktu itu dengan PD nya saya menyanyikan lagu dari Fire House "I Live My Life for You".
awalnya juri antusias, karena kebetulan dia nge fans sama fire house, namun saya sepertinya telah merusak citra idola nya, huf.

Di tengah tengah lagu, tepatnya waktu masuk reff, tiba tiba suara saya hilang.
(difikiran saya, saya takut suara saya hilang apa karena di culik sama pak prabs) oke ini jayus ..

Iya, suara saya hilang, akhirnya dengan terpaksa saya disuruh berhenti bernyanyi.
saya masih ingat betul apa kata juri waktu itu

"Mas tegar, suara anda itu unik, memang soft gini ya ?, sayangnya anda salah pilih lagu, anda terlalu memaksakan untuk nyanyi lagu ini, lain kali pilih lagu yang tepat ya, ini kartu buat anda"

Iya, juri itu ngasih saya kartu, warna kuning, pikiran saya, oh ini barangkali saya di kasih kesempatan, mungkin habis ini ketemu sama juri yang sebenarnya.

(logika ini saya kaitkan dengan kartu kuning yang ada di sepak bola, kartu kuning memberikan kesempatan kepada pemain yang melanggar untuk diberi peringatan, gimana ? GAK MASUK AKAL KAN ..)

Tapi ternyata, kartu kuning itu menandakan kalau perjuangan saya berhenti disini, iya, saya GAGAL, oh AIDEL GAGAL ~

Si ersita pun bernasib sama dengan saya, dia gagal, padahal suara dia jauh lebih matang dan keren, yah memang mungkin belum waktunya.

Tapi ada satu pesan penting yang bisa saya rasakan dengan pengalaman ini,

"BERANI BERMIMPI ITU HARUS BERANI ACTION, DIMANAPUN DAN SEJAUH APAPUN, KEJAR. TIDAK ADA PERJUANGAN YANG SIA SIA MESKIPUN KAMU MENERIMA KEKALAHAN, KEKALAHAN BUKANLAH AKHIR, HABISKAN STOCK KEKALAHANMU, KAMU AKAN MENJUMPAI KEBERHASILAN, DAN KEBERHASILAN MERAIH MIMPI, TIDAK PERNAH ADA YANG INSTAN" 




Ini foto mau nyari masjid, foto dulu di taman (apa lupa namanya),
dengan tampang menyedihkan




Ini si Ersita foto dengan bangganya bersama kartu kuning :')




Dan ini Host yang salah dialog, ngulang ngulang mulu waktu take,
tapi tetep keren, VJ DANIEL, yeahh ~

Senin, 15 September 2014

APA AKU MARAH ?

KECEWA, kata yang menurutku cukup mampu menghentakkan setiap orang seperkian detik menjadi "mayat kaku" jika mendengarnya, aku tak mampu membayangkan jika ada orang yang mengatakan itu padaku, untungnya, aku mencoba untuk TIDAK membuat orang lain menjadi KECEWA, ya, aku tak mampu membayangkannya.

Tapi, kenapa, dia, dia yang DULU aku beri tempat spesial di dalam ruang yang tak kasat mata,
yang dinamakannya hati.
Kenapa dia, yang selalu membuatku tak pernah untuk berhenti karena lelah akan hal hal yang membuatku putus asa,
Dan kenapa dia, yang namanya tak jarang selalu menghiasi percakapanku dengan Tuhan, meberikanku begitu BESAR rasa KECEWA,

Apa dia lupa akan ucapannya padaku ?,
Apa dia memang sengaja untuk melupakannya ?,
Apa memang segala sesuatu tak akan bisa untuk di paksakan ?,
Padahal 1 kata pun tak pernah ada lontaran paksaan dari ucapanku.

Iya, aku begitu kecewa, aku tak suka dengan sikapmu saat ini,
berubah ? atau memaksa untuk terlihat berubah ?,
bagiku sama saja,
kamu, tak semenarik seperti saat aku MENGENAL BETUL akan dirimu.

Apa aku marah ?
pertanyaan yang paling aku benci

Aku tak mau marah, apa gunanya ?
Marah hanya akan merendahkan kualitas diri.
Benar bukan ?

Aku hanya KECEWA, yang terus aku balut TETAP dengan senyum,
Senyum yang masih sama, saat kita sering bersama, (yang kamu harap seperti itu kan ?)
TAPI maaf, hanya saja, tak memiliki arti